Sabtu, 24 Februari 2018

Man’ul Haml dalam Hukum Islam

Adalah  salah  satu  program  KB  yang  dikampanyekan  pemerintah Indonesia  saat  ini.  Dalam  istilah  medis,  sterilisasi  dikenal  dengan  nama Tubektomi dan Vasektomi. Prof. Dr. H. Masjfuk Zuhdi dalam bukunya: Masa’il Fiqhiyyah menerangkan tentang sterilisasi sebagai berikut:
1. Tubektomi
a. Tubektomi  adalah:  Operasi  ringan  dan  cepat  yang  dilakukan  pada perempuan  (tubal  ligation)  agar steril dan  tidak  mampu  lagi memproduksi  anak  dengan  arti  bahwa  kemungkinan  kehamilan  sudah hampir  nol. Caranya  adalah:  dibuat  dua  irisan  kecil  di  bawah  bagian perut  perempuan  kemudian memotong  saluran  sel  telur  (tuba  paluppi) dan menutup kedua-duanya sehingga sel telur tidak dapat keluar dan sel sperma tidak dapat pula masuk bertemu dengan sel telur, sehingga tidak
terjadi kehamilan.
b. Durasi  waktu  yang  dibutuhkan  untuk  tubektomi  adalah kira-kira  30 menit.

2. Vasektomi
a. Adalah  operasi  sederhana  pada  laki-laki  untuk  mensterilkan  sehingga tidak bisa lagi membuahi untuk menghasilkan anak.
b. Caranya: memotong  saluran  mani (vas  deverens)  kemudian  kedua ujungnya  diikat,  sehingga  sperma  tidak  dapat  mengalir  keluar  penis (urethra)
c. Durasi waktu  yang  dibutuhkan: Hanya  beberapa menit  saja.  Cendrung lebih  cepat  dibanding  tubektomi. (situs  BKKBN  online.com,  edisi Selasa, 3 oktober 2006).

Sterilisasi baik vasektomi maupun tubektomi sama dengan abortus, yang mana hal ini berakibat kemandulan. Karena itu,International Planned Parenthood Federation  (IPPF)  tidak  menganjurkan  kepada  negara-negara  anggotanya termasuk Indonesia untuk melaksanakan sterilisasi sebagai alat kontrasepsi.


Hasil Ijtihad para ulama Islam tentang hukum vasektomi dan tubektomi:
1. Keputusan Majma’  Fiqh  Islami  di  Kuwait tanggal  5/9/1988 menyebutkan:
diharamkan untuk memutuskan kemampuan mempunyai anak bagi  laki-laki dan perempuan yang dikenal dengan pemandulan (vasektomi dan tubektomi) tanpa adanya alasan yang dibenarkan syari’at.
2. Keputusan Majma’ Fiqh Islami di Makkah Mukarramah menyebutkan: Tidak dibolehkan  pemutusan  kehamilan  selamanya  (pemandulan)  tanpa  adanya alasan  yang darurat  secara  syar’i.  Yaitu  apabila  membahayakan  hidupnya karena  suatu  penyakit,  maka  jika  pemandulan  adalah  cara  untuk
menyelamatkan hidup si perempuan dari kematian maka itu dibolehkan.

Pada dasarnya, hukum  sterilisasi vasektomi dan  tubektomi dalam  Islam adalah haram dengan beberapa sebab:
1. Sterilisasi (vasektomi  atau  tubektomi)  berakibat  pemandulan.  Hal  ini bertentangan dengan tujuan pokok perkawinan dalam Islam yaitu perkawinan selain  bertujuan  untuk  kebahagiaan  dunia  dan  akhirat  juga  untuk mendapatkan keturunan yang sah.
2. Mengubah  ciptaan  Tuhan  dengan  jalan  memotong  dan  menghilangkan sebagaian anggota tubuh yang sehat dan berfungsi.
3. Melihar aurat besar orang lain.

Namun apabila  suami  istri dalam keadaan  terpaksa  (darurat/emergency) seperti terancamnya jiwa si ibu apabila ia mengandung maka hal itu dibolehkan. Hal ini berdasarkan kaidah hukum Islam: Keadaan darurat itu membolehkan hal hal yang dilarang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar