Berbagai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi koping stres antara lain:
a. Peristiwa hidup dan kerumitan sehari-hari
Beberapa psikolog kesehatan telah mempelajari dampak dari peristiwa kehidupan yang signifikan yang bersifat individual. Orang yang mengalami perubahan hidup yang besar (kehilangan pasangan atau relasi dekat, kehilangan pekerjaan) memperlihatkan insiden yang lebih tinggi untuk menderita penyakit kardiovaskuler dan kematian dini, dibandingkan orang yang tidak mengalami perubahan hidup besar.
b. Faktor-faktor sosial budaya
- Gender
Baru-baru ini, Shelye Taylor dan rekannya menyatakan bahwa dibandingkan laki-laki, perempuan cenderung kurang berespons terhadap situasi stress dan mengancam, dengan cara hadapi-atau-lari (fight-or-flight). Taylor menyatakan, meskipun perempuan juga memperlihatkan respons hormonal dan system saraf simpatis yang bersifat segera terhadap stress akut seperti halnya laki-laki, terdapat faktor lain yang dapat turut campur tangan dan mengurangi kecenderungan perempuan untuk menampilkan respons hadapi-atau-lari.
Dalam pengertian respons menghadapi, agresi laki-laki diatur oleh hormone androgen, seperti testosterone, dan berkaitan dengan reaktivitas system saraf simpatis dan permusuhan. Sebaliknya, agresi perempuan agaknya lebih berkaitan dengan otak, dipengaruhi oleh situasi sosial, belajar, budaya dan situasi.
- Stres akulturatif
Pindah ke sebuah tempat baru merupakan pengalaman yang menimbulkan stres. Pengalaman ini dapat menimbulkan stress lebih besar apabila seseorang yang berasal dari sebuah budaya pindah ke budaya yang berbeda. Stres akulturatif merujuk pada konsekuensi negatif yang disebabkan oleh hubungan antara dua kelompok budaya yang berbeda.
- Kemiskinan
Kemiskinan dapat mengakibatkan stres bagi individu dan keluarga. Kondisi kronis seperti rumah yang tidak memadai, lingkungan rumah yang berbahaya, tanggung jawab yang membebani, dan ketidakpastian ekonomi merupakan stressor yang besar dalam kehidupan orang-orang miskin. Remaja berpeluang lebih besar dalam menghadapi peristiwa yang mengancam dan tidak terkendali apabila mereka tinggal dalam konteks orang-orangnya berpenghasilan rendah dibandingkan apabila mereka tinggal dalam konteks orang-orangnya sehat dan makmur.
Sedangkan menurut Sari, dkk, faktor-faktor yang dapat mempengaruhi koping stres antara lain :
1. Faktor individual, yang meliputi : perkembangan usia, tingkat pendidikan, jenis kelamin, kepribadian, kematangan emosional, status sosial ekonomi, kesehatan mental dan ketrampilan memecahkan masalah
2. Konteks lingkungan,yang meliputi : kondisi penyebab stres, sistem budaya dan dukungan sosial.
Berdasarkan uraian di atas, maka faktor-faktor yang dapat mempengaruhi koping stres dalam penelitian ini mengacu pada teori yang dikemukakan oleh Santrock (2007) dan Sari, dkk (2010) yang meliputi faktor individual, faktor konteks lingkungan, peristiwa hidup dan kerumitan sehari-hari serta faktor sosial budaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar