mengaktualisasikan dalam kehidupan sosial.
Akibat dari ketidakadilan peran gender yang sudah membudaya tesebut, permpuan mengalami proses marginalisasi, subordinasi, stereotip keperempuanan yang cenderung negative, tindak kekerasan dan pelecehan serta beban kerja domestik yang terlalu banyak. Sementara itu gerakan menuju kesetaraan gender sering mendapat perlawanan dan hambatan karena ketidakmengertian mengapa status perempuan harus dipertanyakan, serta mengapa hak-hak istimewa yang dimiliki dan dinikmati harus digugat.
Timbulnya kendala tersebut sangat berat, karena mempertanyakan status perempuan pada dasarnya adalah mempersoalkan sistem dan struktur masyarakat yang sudah mapan selama ribuan tahun. Mengingat hambatan dan kendala tersebut, maka gerakan feminisme sebagai gerakan untuk mengembalikan harkat dan martabat akum perempuan serta membebaskannya dari pelecehan,
penderitaan dan beban-beban yang tidak proporsional, tuntutan-tuntutan yang berlebihan serta pemikiran-pemikiran yang reaktif yang seringkali menentang sunnatullah (konstitusi alamiah). Dekonstruksi ideologis dan sosiokltural yang ditawarkan haruslah melalui proses penyadaran yang ikhlas. Proses yang melewati dimensi-dimensi kognitif, afektif dan psikomotor sehingga mampu mengantisipasi problem gender secara kritis dan proporsional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar