Pengertian Metode Diskusi
Menuurut Gagne & Briggs metode pembelajaran diskusi adalah proses pelibatan dua orang peserta atau lebih untuk berinteraksisaling bertukar pendapat, dan atau saling mempertahankan pendapat dalam pemecahan masalah sehingga didapatkan kesepakatan diantara mereka.
Pembelajaran yang menggunakan metode diskusi merupakan pembelajaran yang bersifat interaktif.
Sanjaya (2006) dan Sumantri dan Permana (1998/1999) menyatakan bahwametode diskusi diartikan sebagai siasat untuk menyampaikan bahan pelajaranyang melibatkan siswa secara aktif untuk membicarakan dan menemukanalternatif pemecahan suatu topik bahasan yang bersifat
problematis.Dalampercakapan itu para pembicara tidak boleh menyimpang dari pokok pembicaraan yaitu masalah yang ingin dicarikan alternatif pemecahannya. Dalam diskusi ini guru berperan sebagai pemimpin diskusi, atau guru dapatmendelegasikan tugas sebagai pemimpin itu kepada siswa,
walaupundemikian guru masih harus mengawasi pelaksanaan diskusi yang dipimpinoleh siswa itu. Pendelegasian itu terjadi kalau siswa dalam kelas dibagimenjadi beberapa kelompok diskusi. Pemimpin Diskusi harus mengorganisirkelompok yang dipimpinnya agar setiap anggota diskusi
dapat berpartisipasisecara aktif.
Dari pengertian di atas dapat dikatakan bahwa metode diskusi ialah suatu cara penyampaian bahan pelajaran dan guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau menyusun berbagai alternatif pemecahan masalah. Dalam kehidupan modern ini banyak sekali masalah yang dihadapi oleh manusia; sedemikian kompieksnya masalah tersebut sehingga tak mungkin hanya dipecahkan dengan satu jawaban saja. tetapi kita harus menggunakan segala pengetahuan kita untuk memberi pemecahan yang terbaik. Ada kemungkinan terdapat lebih-dari satu jawaban yang benar sehingga harus menemukan jawaban yang paling tepat di antara sekian banyak jawaban tersebut.
Tujuan Metode Diskusi
Beberapa hal yang menjadi tujuan dari pembelajaran metode diskusi adalah sebagai berikut:
1) Memecahkan materi pembelajaran yang berupa masalah atau problematikyang sukar dilakukan oleh siswa secara perorangan.
2) Mengembangkan keberanian siswa mengemukakan pendapat.
3) Mengembangkan sikap toleran terhadap pendapat yang berbeda.
4) Melatih siswa mengembangkan sikap demokratis, keterampilan berkomunikasi, mengeluarkan pendapat, menafsirkan dan menyimpulkanpendapat.
5) Melatih dan membentuk kestabilan sosial-emosional.
3. Jenis-jenis Diskusi
a) Buzz Group
Suatu kelas yang besar dibagi ke dalam beberapa kelompok kecil 4 atau 5 orang. Tempat duduk diatur sedemikian rupa sehingga siswa saling berhadapan untuk memudahkan pertukaran pendapat. Diskusi ini dapat diadakan di tengah-tengah atau akhir.
b) Fish Rowt
Diskusi terdiri dari beberapa orang peserta yang dipimpin oleh seorang ketua. Tcmpat duduk diatur setengah lingkaran dengan dua atau tiga kursi kosong menghadap peserta, seolah-olah menjaring ikan dalam sebuah mangkuk (kelompok pendengar yang ingin menyumbangkan
pikiran dapat duduk di kursi kosong tersebut. Ketua mempersilahkan berbicara dan setelah selesai kembali ketempat semula).
c) Whole Group
Suatu kelas merupakan satu kelompok diskusi dengan jurnlah anggota tidak lebih dari 15anggota.
d) Syndicate group
Suatu kelas dibagi menjadi beberapa kelompok kecil yang terdiri dari 3-6 orang. Guru menjelaskan garis besar masalah dengan aspek-aspeknya. kemudian tiap kelompok bertugas membahas suatu aspek tertentu dan membuat kesimpulan untuk dilaporkan dalam sidang pleno serta didiskusikan lebih lanjut.
e) Brainstorming
Merupakan suatu diskusi dimana anggota kelompok bebas menyumbangkan ide-ide baru terhadap suatu masalah tertentu di bawah seorang ketua. Semua ide yang sudah masuk dicatat untuk kemudian diklasifikasikan menurut suatu urutan tertentu. Suatu saat mungkin ada diantara ide baru tersebut yang dirasa menarik untuk dikembangkan.
f) Informal debate
Kelas dibagi menjadi dua team yang agak sama besarnya untuk memperdebatkan suatu bahan yang problematis, tanpa memperhatikan peraturan diskusi panel.
g) Colloqinin
Merupakan suatu kegiatan dimana siswa atau mahasiswa dihadapkan pada nara sumber untukmengajukan pertanyaan.
h) Panel
Merupakan suatu diskusi orang-orang yang dianggap ahli, terdiri dari 3-6 orang dan dipimpin oleh seorang moderator. Para panelis dihadapkan pada para peserta yang hanya berfungsi sebaeai pendengar. Maksudnya untuk memberikan stimulus kepada para peseita akan adanya masalah-masalah yang masih dipecahkan lebih lanjut.
i) Simposium
Merupakan suatu pembahasan masalah yang bersifat lebih formal. Pembahasan dilakukan oleh beberapa orang pembicara (sedikitnya 2 orang) yang sebelumnya telah menyiapakan suatu prasarana dan pembicara yang lain mengemukakan prasarana banding/sanggahan. Suatu pokok persoalan disoroti dari beberapa aspek yang masing-masing dibacakan oleh prasarana kemudian diikuti sanggahan dan pandangan umun dari para pendengar. Moderator mengkoordinasi jalannya
pembicaraan. Bahasan dan sanggahan itu selanjutnya dirumuskan oieh
panitia perumus.
j) Seminar
Merupakan suatu pembahasan yang bersifat ilmiah. Suatu pokok persoalan dibahas secara teoritis, bila perlu dibuka suatu pandangan umum. Berdasarkan kertas kerja yang ada, peserta menjadi beberapa kelompok untuk membahas lebih lanjut. Pimpinan kelompok sewaktu waktu menyimpulkan kerja kelompoknya dan dari hasil-hasil kelompok disusun suatu perumusan oleh panitia perumus yang ditinjau.
4. Langkah-langkah Pelaksanaan Metode Diskusi
Langkah-langkah pelaksanaan metode diskusi meliputi hal-hal sebagai berikut:
a. Kegiatan Persiapan, meliputi:
- Merumuskan tujuan yang ingin dicapai dalam diskusi,
- Mengidentifikasi masalah yang cukup sulit yang berupa problematik, sehingga memerlukan diskusi untuk memecahkannya.
- Memilih jenis diskusi yang cocok apakah itu diskusi kelas, diskusi kelompok kecil, simposium, atau diskusi panel tergantung pada tujuan yang ingin dicapai misalnya: apabila tujuan diskusi suatu persoalan, maka dipilih jenis diskusi kelompok kecil, sedang jika tujuannya untuk mengembangkan gagasan siswa maka simposium dianggap sebagai jenis diskusi yang tepat
b. Kegiatan Pelaksanaan Metode Diskusi.
1) Kegiatan Pembukaan
- Guru menanyakan materi pelajaran yang pernah diajarkan(apersepsi).
- Guru mengemukakan permasalahan yang ada di masyarakat yangada kaitannya dengan masalah yang akan didiskusikan.
- Guru mengemukakan tujuan diskusi serta tata cara yang harusdiperhatikan dalam diskusi.
2) Kegiatan Inti Pembelajaran
- Guru mengemukakan materi pelajaran yang berupa problematikyang akan didiskusikan, dan menjelaskan secara garis besarhakekat permasalahan tersebut.
- Guru berusaha memusatkan perhatian peserta diskusi dengan cara antara lain: mengingatkan arah diskusi yang sebenarnya,mengakui kebenaran gagasan siswa dengan menggalang bagianpenting yang
telah diucapkan siswa, merangkum hasilpembicaraan pada tahap tertentu sebelum berpindah pada masalahberikutnya.
- Memperjelas uraian pendapat siswa karena ide yangdisampaikankurang jelas sehingga sukar dimengerti oleh anggota diskusi.
- Menganalisis pandangan siswa karena terjadi perbedaan pendapatantar anggota diskusi dengan jalan meneliti apakah alasan siswatersebut mempunyai dasar yang kuat, memperjelas hal-hal yangdisepakati dan yang tidak disepakati.
- Meningkatkan uraian pendapatsiswa dengan jalan mengajukanpertanyaan kunci yang menantangsiswa untuk berpikir, memberiwaktu untuk berpikir, memberikomentar positif
terhadappendapat siswa, mendengarkan dengan penuh perhatian, dan sikapyang bersahabat.
- Menyebarkan kesempatan berpartisipasi agar pembicaraan tidak didominasi olehbeberapa orang siswa yang enggan berpartisipasi,memberi giliran pada siswa yang pendiam, meminta
Siswa mengomentari pendapat temannya, dan menengahi pendapat yang saling sama kuat.
2) Kegiatan Penutup
Kegiatan ini meliputi :
- Meminta siswa atau wakil kelompok melaporkan hasil diskusi
- Meminta siswa lain atau kelompok lain mengomentari danmelengkapi rumusan hasil diskusi.
- Melakukan evaluasi hasil belajar dan evaluasi proses diskusi.
- Memberi tugas untuk memperdalam hasil diskusi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar